Kamis, 01 Desember 2011

TREN MUSIK HETEROGEN ; Perlu Kecerdasan Musisi

TREN musik Indonesia ke depan tak lagi homogen. Kondisi ini tidak sama dengan zaman dulu, saat masih ada media besar yang mengontrol arus informasi seperti TVRI. Kini, zaman mengalami perubahan dengan semakin beragamnya media informasi. Salah satunya, media sosial seperti youtube yang mampu menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendengar dan melihat musik.
danya youtube membuat orang menonton apa yang ingin mereka tonton. Tinggal nunggu internet dengan bandwidth yang semakin gokil. Nunggu satelit Palapa yang membuat semua negara tidak ada blank spot. Maka selesai sudah usia radio dan televisi. Mereka akan digantikan kecepatan dan ‘kegilaan’ yang berlebih dari internet,” jelas Eksekutif Editor Rolling Stone Wendi Putranto kepada KR, Rabu (30/11).
Dikatakan, music on deman, video on deman mampu diakomodir oleh media sosial ini. Dan membuat masyarakat tidak menonton televisi lagi. Sekarang, tinggal sikap dan kecerdasan musisi untuk memanfaatkan hal itu. Mengingat tidak ada cara khusus agar musik yang diupload ke media sosial ini dilihat masyarakat. Semua mengalir dari mulut ke mulut atau melalui jejaring sosial yang ada untuk menginformasikan keberadaan musik mereka di youtube.
Selain itu, komunitas menjadi salah satu kekuatan dari musisi. Contoh yang sudah ada Pee Wee Gaskin yang ‘kuat’ karena fansnya. Karenanya, label rekaman sudah tidak memiliki power yang dominan lagi.
”Kalau bermusik dengan cerdik, kita bisa ngetop lewat media sosial ini. Cuma sialnya, yang muncul saat ini jelek-jelek. Dan kita harus bisa menyiasatinya. Menghadirkan musik berbeda sehingga ketika berkunjung ke setiap daerah, tren yang sedang berkembang tidak akan sama,” ujarnya.
Dijelaskan Wendi, Yogya menjadi kota yang scene musiknya paling menarik di Indonesia dibanding Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya. Di kota budaya ini, Wendi mengaku pernah datang ke Lockstock Fest yang memiliki tiga panggung. Namun, band yang tampil memiliki genre musik berbeda. Dari musik rock hingga metal hadir di sini.
”Kekuatan musik Yogya, gila! Apalagi dengan rilisnya album kompilasi Jogja Istimewa. Album yang menjadi masterpiece bagi kota ini. Sama halnya Jakarta yang memiliki kompilasi Jakarta Sekarang dan Bandung berupa Masa Indah Banget Sekali Pisan. Semua kompilasi itu merepresentasikan musik yang berkembang di kotanya,” paparnya.        (M-2)-c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar